KNPI Malra Gelar Diskusi Potret Nen Dit Sakmas Masa Kini

Knpi malra gelar diskusi nen dit sakmas

Langgur Tual News – KNPI Kabupaten Maluku Tenggara, Propinsi Maluku  dibawah pimpinan Mohan Hanubun, kembali menggelar diskusi Perempuan dengan mengambil Tema “ Potret Nen Dit Sakmas Masa Kini “

Img 20190903 wa0011
Ketua KNPI Malra, Mohan Hanubun dalam Arahan pada Pembukaan Diskusi Nen Dit Sakmas

Diskusi Perempuan KNPI Malra menghadirkan lima Tokoh Perempuan Kei masing – masing, Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malra, Petronela Savsavubun, Guru SMA Sanata Karya Langgur, Fransiska Jaftoran, MM, Dosen Poltek Perikanan Tual, Dr.Ceny Putnarubun, M.Si, Aktifitis Perempuan, Maimuna Renhoran, SH.MH dan Komisioner KPU Kota Tual, Tresel Let – Let, S.Pdk.

Kegiatan diskusi ini melibatkan Pengurus KNPI Malra, OKP, Pengurus OSIS SMA/SMK di Kabupaten Malra.

Kadis Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Petronela Savsavubun mengaku berbicara tentang Pahlawan Perempuan Kei, Nen Dit Sakmas, maka berbicara tentang sejarah.

Img 20190903 wa0015
Lima Tokoh Perempuan Kei sebagai Narasumber pada Diskusi Nen Dit Sakmas KNPI Malra

Savsavubun menerangkan kalau Nen Dit Sakmas adalah anak perempuan dari seorang Tokoh atau dikenal dengan Kasdev atau Rat Ohoivur, berdomisili di Desa Letvuan kala itu. “ konon ceritanya, Nen Dit Sakmas asal dari Bali dan tinggal di Letvuan, olehnya itu semua kaum perempuan yang tinggal di Kepulauan Kei, dia adalah perempuan Kei, karena ada Filosofi Leluhur Kei menyebutkan Mas Tom Ronmad, Kot mell Ronmad Nan Lavik Renan Urad  ( saudara laki laki Kei harus menjaga harkat dan martabat perempuan Kei ) “ Tandasnya.

Dikatakan, Nen Dit Sakmas adalah simbol Adat dan Budaya Kei yakni Sasi ( Hawear ), sehingga kepada kaum Laki – Laki di Kei jangan sembarangan memasang Sasi, karena itu simbol Perempuan Kei.

Guru SMA Sanata Karya Langgur, Sisca Jaftoran, menegaskan kalau menoleh kembali kepada Sejarah, Wanita termasuk orang yang terdiskriminasi, karena tidak memilik hak yang setaraf dengan kaum Laki- Laki, namun dari waku ke waktu terjadi perubahan yang sangat drastis, disana Nen Dit Sakmas hadir sebagai Tokoh Perempuan Kei, membuat perubahan besar dalam mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan.

“ Buktinya saat ini, kami yang duduk didepan menyandang gelar ilmu pendidikan yang sama dengan kaum pria “ ujarnya.

Olehnya itu Jaftoran berharap, Generasi muda Perempuan massa kini harus belajar dan terus belajar agar membuat perubahan besar bagi Perempuan Kei.

Img 20190903 wa0007
Para Peserta Diskusi Nen Dit Sakmas
KNPI Malra

“ Kita sekarang berada di jaman pembaharuan, bukan jaman Siti Nurbaya dulu, olehnya itu seperti yang dikatakan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, Wanita Indonesia harus Merdeka, artinya merdeka dalam berbagai hal yaitu perempuan menempuh pendidikan untuk merubah derajat manusia “ Jelasnya.

Jaftoran minta kepada Perempuan massa kini yang masih duduk dibangku pendidikan, agar mengikuti keteladanan Nen Dit Sakmas, jangan selesai menempuh pendidikan langsung kawin.

“ Anda ( nona – nona –red ),  harus ambil contoh dari kami yang duduk didepan saat ini, jangan cepat kawin, kami  bisa berbicara didepan forum ini karena sukses dalam pendidikan, sebab kekuatan dasyat yang dimiliki seseorang adalah ilmu pengetahuan, sehingga pendidikan formal dan non formal sangat penting bagi kaum perempuan Kei “ pintahnya.

Dirinya berharap, Perempuan Kei harus belajar dari para inspirator Wanita Indonesia seperti Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjastuti. “ Ibu Susi memberikan inspirasi kepada kita, dia bilang begini, pekerja keras adalah bagian dari fisik, dan otak, sedangkan pekerja ikhlas adalah bagian dari akal,olehnya itu wanita harus kerja keras “ harap Jaftoran.

Img 20190903 wa0005 1

Sementara  Dosen Poltek Perikanan Tual, Dr.Ceny Putnarubun, berpendapat fenomena Perempuan Kei saat ini masih sebagai sub ordinatif, belum sejajar dengan kaum Laki – Laki, sehingga perubahan carakter kaum perempuan dalam meningkatkan kwalitas ilmu pengetahuan dan kehidupan sangat penting.

“ Potensi usia perempuan produktif seperti anda sekarang harus dikembangkan, massa keemasan itu yang harus dimanfaatkan untuk berguna bagi orang lain “ Pesanya.

Putnarubun berharap, potensi perempua cerdas harus mampu membangun mindset kaum perempuan lain agar dapat mengenal potensi diri yang dimiliki.

Aktifitis Perempuan, Maimuna Renhoran, SH.MH, mengajak  Perempuan Kei harus melawan berbagai tindak kekerasan terhadap perempuan, seperti  banyak kasus yang terjadi yaitu pemerkosaan anak dibawah umur, perdagangan perempuan, dan perbudakan.

“ Sosok Nen Dit Sakmas adalah sumber inspirasi Perempuan Kei, mari kita belajar dari sejarah perjalanan Pahlawan Perempuan Kei itu, kita harus berani melawan berbagai tindakan diskriminasi terhadap kaum perempuan “ Pintah Renhoran.

Komisioner KPU Kota Tual, Tresel Let – Let, S.Pdk, mengidentikan Nen Dit Sakmas sebagai seorang Perempuan Kei politis sejati, karena sebagai anak bangsawan keturunan Raja Arnuhu, sosok Sakmas berani keluar dari belenggu hidup dan menjadi pelopor lahirnya Hukum Adat Kei yakni Hukum Larvul Ngabal.

“ Perempuan Kei adalah Dewa, karena sangat dihormati oleh kaum Laki –Laki Kei, jadi keberadaan perempuan Kei sudah diakui sejak dulu “ Tandas Let – Let.

Komisioner Perempuan di KPU Kota Tual mengajak semua perempuan Kei agar menunjukan jati diri seperti yang ditunjuhkan Nen Dit Sakmas. “ Perempuan Kei harus berani dalam semua hal, tetap semangat,  jadi motifator dan terdepan dalam mempengaruhi berbagai kebijakan Pemerintah Daerah yang ada demi  kesejatraan masyarakat “ Harap Let – Let. ( team tualnews.com )