Ambon Tual News – Kegiatan Peletakan Batu Pertama pembangunan Gedung Gereja St. Ignasius, Lahud Pattimura, Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon Propinsi Maluku, Sabtu ( 14/9 ) berjalan sukses dan lancar. Menariknya, pada acara peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Gereja bagi Umat Khatolik di Paroki Laha, Keuskupan Amboina, secara spontan Umat Khatolik bersama para tamu dan undangan lainya secara langsung memberikan sumbangan secara sukarela dari berkat dan rejeki yang diperoleh.
Berdasarkan catatan tualnews.com, sumbangan spontan Umat Khatolik Paroki Laha bersama basudara umat agama lain beserta para tamu dan undangan lainya saat itu, menunjukan kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kota Ambon sangat baik dan patut dicontohi.
Bahan bangunan material lokal dan non lokal untuk pembangunan Gedung Gereja yang berada di Bandara Pattimura Laha, yang terkumpul dari sumbangan spontanitas yakni semen sebanyak 500 bantal, dan 18 ret pasir serta kerikil.
Sumbangan spontanitas untuk pembangunan Gereja Khatolik Laha, selain berasal dari Umat Khatolik, juga berasal dari sumbangan pribadi Ibu Pendeta Manuputty, mewakili FKUB, Perwakilan Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), Raja Negeri Tawiri dan umat beragama lainya di lokasi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Khatolik St. Ignasius Laha di Dusun Riang.
Sedangkan sumbangan spontan umat dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 4.500.000,-, berasal dari Wakil Uskup Kota Ambon, RD Amandus Oratmangun, Rp 1,5 juta, Ibu Emy Maturbongs dari WKRI, Rp 2 juta dan Anggota DPRD Kota Ambon, Ricky Helaha, Rp 1 juta.
Wakil Uskup Kota Ambon, RD. Amandus Oratmangun, dalam sambutanya usai meletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja St. Ignasius, Lahud Pattimura, Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon Propinsi Maluku berharap umat Khatolik di Paroki Laha harus tetap bersatu, membangun kebersamaan untuk kebaikan dalam penyelesaian pembangunan Gedung Gereja tersebut.
“ Banyak pembangunan Gedung Gereja terbengkalai karena umat tercerai berai, tidak bersatu dan saling curiga, olehnya itu kepada Umat Khatolik Laha harus tetap menjaga persatuan dalam bingkai persaudaraan sejati “ Pintah Oratmangun.
Sementara Walikota Ambon, Richard Loehenapessy yang diwakili Bagian Organisasi dan Tata Laksana ( Ortala ) Pemkot Ambon, Edy Tasyo, M.Si, meminta maaf atas ketidakhadiran Walikota dan Wakil Walikota Ambon, karena ada urusan dinas penting dan sedang berada diluar daerah.
Tasyo menegaskan Pemkot Ambon sangat memberikan kepedulian besar atas pembangunan di bidang Keagamaan, karena hal ini berdasarkan Visi – Missi Walikota dan Wakil Walikota Ambon yakni Menjadikan Kota Ambon sebagai Kota Religius, Harmoni dan Sejahtera.
Edy Tasyo mengaku, kehidupan kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama di Kota Ambon yang selama ini terjalin baik, aman dan damai, terbukti Pemkot Ambon memperoleh predikat terbaik sebagai Kota Toleransi dan Harmoni di Propinsi Maluku dan Indonesia.
“ Walikota Ambon sudah dua kali menerima penghargaan masing – masing dari Kementrian Agama RI, sebagai Kota Harmoni dan Penghargaan dari Lembaga Setara Institute, sebagai Kota penuh Toleransi di Indonesia “ Ungkapnya.
Menurut Tasyo, Setara Institute adalah sebuah lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) yang berbasis di Indonesia, khusus melakukan penelitian dan advokasi tentang demokrasi, kebebasan politik dan HAM, dipimpin Yeny Wahid, anak Mantan Presiden RI, Gus Dur memberikan penghargaan kepada Pemkot Ambon sebagai Kota Toleransi, karena Walikota dan Wakil Walikota Ambon dinilai berhasil membangun dan menjaga suasana kerukunan antar umat beragama di Kota Ambon, ditengah maraknya fenomena fundamentalisme, diskriminasi dan kekerasan atas nama agama.
“ Semakin banyak rumah ibadah di Kota Ambon, maka Walikota dan Wakil Walikota Ambon bertekad menjadikan rumah ibadah Kota Ambon sebagai Laboratorium Perdamaian “ Tandasnya.
Dikatakan, masyarakat yang berada di daerah lain di Indonesia memberikan apresiasi positif atas kehidupan kerukunan umat beragama di Kota Ambon yang terjalin baik, nyaman dan harmoni.
“ Kalau Iman kita baik, dan kehidupan antar umat beragama juga baik, maka orang diluar Kota Ambon, yang datang berkunjung di Kota Ambon Manise akan merasa aman dan nyaman tinggal di Ambon “ Pesanya.
Tasyo yang mewakili Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengaku dirinya belum bisa menentukan besarnya anggaran bantuan dari Pemkot Ambon untuk pembangunan Gedung Gereja St. Ignasius Laha, namun kepada Panitia Pembangunan Gedung Gereja Khatolik Laha
Agar segera mengusulkan proposal kepada Pemkot Ambon.
Kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja bagi Umat Khatolik di Paroki Laha, Keuskupan Amboina, berlangsung dalam suasana aman, lancar dan penuh kekeluargaan. Buktinya semua umat Khatolik di Paroki hadir, bersama para Tokoh Agama Protestan dan Islam.
Turut hadir dalam Acara Peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Gereja Laha, Perwakilan Ketua Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Kota Ambon, Perwakilan Kementrian Agama Propinsi Maluku dan Kementrian Agama Kota Ambon, Perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ), Pendeta Manuputty, Raja Negeri Tawiri, Kabareskrim yang mewakili Kapolda Maluku, bersama para tamu dan undangan lainya.
Peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Gereja St. Ignasius Laha, Kota Ambon berukuran 18 x 27 m2, dengan total anggara yang dibutuhkan untuk penyelesain pembangunan Gereja tersebut sebesar Rp 4 millyar lebih. ( team tualnews.com )