Langgur Tual News – Pimpinan Pastores Keuskupan Amboina, Wilayah Keuskupan Kei Kecil, RD. Luky Kelbulan, Pr secara tegas menegaskan, Para Pastor bersama Umat Khatolik di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual, Kepualauan Kei, Propinsi Maluku tidak terpengaruh dengan Video Ustad Abdul Somad ( UAS ) yang saat ini virall di Media Sosial.
Pastor Luky Kelbulan, mengaku Video UAS yang tersebar di Medsos, bagi Pastores Wilayah Keuskupan Kei Kecil bersama Umat Khatolik tidak akan mampu menggoyahkan Iman umat Khatolik yang percaya kepada Yesus sebagai Putera Allah yang kudus, sesuai ajaran Dogma Gereja Khatolik.
“ Video UAS tidak akan goyakan Iman Kekhatolikan sesuai ajaran Dogma Gereja Khatolik, Kami bersama Umat sama sekali tidak tersinggung, dan tidak tersakiti dengan beredarnya Video UAS, namun kami justru bertanya kenapa Video yang sudah direkam tiga tahun lalu, baru saat ini divirallkan kepada publik “ Tandas Pastor Luky.
Menurut Pastor, bisa saja ada oknum – oknum tertentu yang tidak suka dengan UAS, lalu menyebarkan Video itu untuk menjatuhkan privasi Ustad Abdul Somad sebagai publik figur dan Tokoh Umat Islam.
Dikatakan, pihaknya terus mempertanyakan Video UAS yang beredar itu, namun dikesempatan lain sebagai umat beragama harus lebih meningkatkan kwalitas Iman dan Kepercayaan.
“ Bagi saya secara pribadi pernyataan UAS, harus dilihat dari konteks yang lebih luas, bisa saja ada oknum, atau kelompok tertentu gunakan kesempatan ini untuk saling mengadu domba, dalam konteks kehidupan antar umat beragama, apalagi yang dikatakan ini salah satu Tokoh Agama yang memberikan Ceramah atau Wejangan kepada umatnya, pasti ada maksud dan tujuan dibalik itu, mungkin dengan menggunakan Ustad Abdul Somar pengaruhnya lebih besar “ Terang Pastor Luky Kelbulan.
Pastor mengajak Umat Khatolik di wilayah Kei Kecil, agar harus menahan diri, dan tidak emosional terkait Video UAS tersebut, karena jati diri Gereja Khatolik bersama umat adalah budaya Cinta Kasih dan saling mengampuni.
“ Mugkin UAS sendiri tidak paham ajaran Gereja Khatolik dan Protestan, maka mari kita mengampuni dia ( UAS-red ), Umat Khatolik harus belajar meneladani kehidupan Yesus Kristus sebagai Putera Allah yang hidup, walaupun dihina, dicaci maki, dan menderita sampai Wafat di Kayu Salib “ pintahnya.
Namun satu hal yang digaris bawahi Pastor Luky adalah sebagai Tokoh Agama yang dihormati Umat hendaknya dalam menyampaikan Khotbah, Ceramah dan Dakwah baik ditempat tertutup maupun terbuka, harus menjaga jati diri dan kwalitas Iman sebagai umat beragama dan Tokoh Agama.
“ Mungkin lewat belajar dan membaca, kita ketahui Iman orang lain, namun belum tentu apa yang kita pelajari itu benar, mari saya ajak kita sekalian berjalan diatas jalur kita dengan semangat toleransi, persaudaraan, persekutuan, saling menghargai Kebhinekaan yang ada di NKRI, Indonesia bukan hanya berbeda Suku, Ras dll, tapi juga berbeda agama dan kepercayaan dalam satu keberagaman, sehingga perbedaan itu bukan satu hal yang harus dipersoalkan, namun perbedaan yang ada untuk saling mempersatukan dan memperkaya antara satu dengan yang lain. Jadi saya berharap sebagai Tokoh Agama ketika berbicara didepan umum harus menyampaikan sesuatu yang sejuk dan berkwalitas “ Harap Pastor Luky Kelbulan, Pr yang juga Rektor Seminari ST. Yudas Thadeus Langgur, Kabupaten Malra. ( team tualnews.com )